Kamis, 08 Mei 2014

RAWA DAN PENYEBAB KERUSAKANNYA




Pemanfaatan ekosistem rawa saat ini, cenderung bersifat merusak, sehingga menyebabkan penurunan luas ekosistem rawa dari waktu ke waktu. Eksploitasi ekosistem rawa yang berlebihan, konversi rawa menjadi kawasan lambak, industri, pemukiman, pertanian, merupakan penyebab utama menurunnya luasan ekosistem rawa. Selain itu bila ekosistem rawa telah rusak akan banyak dampak negative yang dihasilkan dari kerusakan tersebut yang pada akhirnya akan merugikan semua populasi yang ada di daerah sekitar rawa tersebut terutama masyarakat sekitar. Dampaknya antara lain, dapat mengakibatkan kekeringan, dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan, hilangnya fauna dan flora di dalamnya, dan akan menjadi sangat berbahaya apabila mengalami kepunahan yang total pada sebagian besar kawasan di Indonesia, sumber mata pencaharian penduduk setempat berkurang, dan akibat yang lebih parah lagi yaitu akan mengakibatkan banjir.


  Korupsi serta lemahnya penegakan hukum merupakan penyebab yang paling utama yang mengakibatkan terjadinya kerusakan dan punahnya ekosistem rawa yang ada. Adanya tekanan pertumbuhan jumlah penduduk yang demikian besar, yang pada akhirnya terbukti sebagai kekuatan yang paling dominant yang mengakibatkan kawasan rawa ini mengalami kepunahan.
            Proses reklamasi rawa yang berupa proses pengatusan genangan air beserta akibatnya (oksidasi pirit, subsidence, irreversibility tanah gambut) merupakan proses membahayakan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, kiranya kurang dipertimbangkan pada proses perencanaan, sehingga mengakibatkan beberapa kegagalan. Dengan meningkatnya kebutuhan untuk meningkatkan produksi pangan, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan semakin tebatasnya lahan kering  yang potensial untuk lahan pertanian, maka dimasa mendatang akan menjadi keniscayaan bagi pemerintah untuk memikirkan kembali perlunya pembukaan lahan pertanian baru di daerah reklamasi rawa.
            Ekosistem rawa  terus mengalami penyusutan akibat berbagai tekanan seperti, penebangan liar dan konversi kawasan rawa yang tak terkendali menjadi areal tambak. Konsisi ini didukung dengan adanya desakan unutk memenuhi kebutuhan hidup, terutama oleh masyarakat di sekitar kawasan ekosistem rawa tersebut.
Bahaya terbesar saat ini adalah menyangkut hutan rawa gambut, berhubung teknologi yang ada bagi pengembangan lahan semacam ini belumlah lengkap dan sempurna , sementara lahan rawa gambut apabila mengalami subsiden , drainabilitasnya akan terganggu dan sulit untuk dipulihkan kembali . Untuk saat sekarang nampaknya bagi kebanyakan lahan rawa bertanah gambut hampir tidak ada peluang bagi pengembangan yang berkelanjutan karena status perkembangan dan kemajuan teknologi yang ada saat ini masih belum memungkinkan untuk itu . Bagaimanapun, hutan rawa gambut sebagaimana ditemukan saat ini berada dalam skala luasan  yang demikian besar, dan sekiranya drainabilitas tidak berperan sebagai faktor yang menentukan,maka sesungguhnya cukup terbuka peluang bagi pengembangannya secara berkelanjutan.



0 komentar:

Posting Komentar